Friday, August 18, 2017

Cara yang Benar Mengolah Kunyit Putih Sebagai Obat Herbal yang Paling Manjur untuk Menyembuhkan Penyakit Kanker dan Tumor

AKTIVITAS SEHAT - Kendati masih perlu penelitian lebih mendalam, kunyit putih atau temu putih (Curcuma zeodaria) diyakini banyak orang mampu meredam pertumbuhan sel kanker. Beberapa kasus dan sejumlah literatur memang membenarkannya. Kalau Anda berminat mengkonsumsi, jangan terkecoh pada kunyit lain yang bentuknya mirip namun khasiatnya melawan sel kanker tak sehebat kunyit putih.

Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, pada edisi 28 November 1998 memberitakan, seorang dokter yang mendefita kanker, pernah menjalani operasi namun kambuh dan bahkan menyebar, sembuh setelah tekun mengkonsumsi kunir/kunyit putih.

https://aktivitas-sehat.blogspot.com/2017/08/cara-yang-benar-mengolah-kunyit-putih.html


Seperti apakah bentuk dan ciri kunyit putih? 

Banyak kesalahkaprahan soal ini. Banyak pula orang yang terkecoh karena bentuknya mirip dengan kunyit putih, namun temyata sekadar turunannya dalam kerabat temu-temuan [Zingiberaceae). Belum lagi kesulitan yang disebabkan oleh penyebutannya dalam istilah lokal.

Wied Harry Apriadji dalam Majalah Nirmala edisi Juli 2000 mengingatkan, orang bisa terkecoh menyangka temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) sebagai kunyit putih. Soalnya, di beberapa daerah temu lawak memang dinamakan kunyit putih. Dalam bahasa Sunda disebut koneng gede, dan oleh orang Madura disebut temo lobak.

Bentuk rimpangnya mirip kunyit (Curcuma domestica atau Curcuma longa), tapi lebih besar. Kalau kunyit warnanya kuning-jingga, temu lawak kuning muda, bahkan pucat keputihan jika masih muda. Setelah dirajang dan dikeringkan, warna kuningnya pun makin pudar. Jenis rimpang lain yang sering rancu disebut kunyit putih adalah temu mangga (Curcuma mangga).

Secara kebetulan, di beberapa daerah di Indonesia sebutannya pun kunyit putih atau temu putih. Sering dijadikan obat turun panas, gatal-gatal, sesak napas, dan susut perut, temu mangga banyak dipakai sebagai ramuan "peringkas" vagina setelah masa persalinan.

Masih ada kerabat dekat kencur (Kaempferia galanga) yang sering dianggap sebagai kunyit putih, yakni kunci pepet (Kaempferia angustifolia) yang biasa dijadikan ramuan antidiare serta antidisentri, dan kunci pepet tulen (Kaempferia rotunda) yang sering dipakai untuk mengobati radang, meredam demam dan meningkatkan nafsu makan, juga sebagai ramuan jamu perempuan yang disebut "temu putri".

Namanya mirip, padahal minyak kayu putih

Sekarang mari kita luruskan istilah yang telanjur salah kaprah. Jamu yang kita bicarakan ini, menurut literatur dan buku tentang tanaman obat adalah temu mangga {Curcuma mangga) dan variannya temu putih (Curcuma zeodaria).

Karena warna kulitnya keputih-putihan, maka disebut kunir putih atau kunyit putih.

Di kalangan perjamuan atau para penjual jamu, yang biasa disebut kunir putih adalah kunir gombyok (nama bukunya: "kunci pepet").

Jamu ini sudah lama dikenal dan dipakai untuk menyembuhkan gangguan perut. Kunir gombyok ini kulitnya juga berwarna keputih-putihan, tetapi pada akamya terdapat bintil kentang kecil.

Bintil-bintil itu berkerumun, sehingga dinamai kunir gombyok.

Di pasaran kini beredar "kunir putih" yang memakai nama Latin Curcuma alba. Sebenarnya alba (= putih) hanya dipakai untuk penamaan minyak kayu putih, yaitu Eucalyptus alba.

Ciri-ciri temu mangga atau temu putih yang bermanfaat dalam memerangi sel kanker ialah: Warna kulitnya keputih-putihan, warna "daging" atau isinya krem.

la memiliki aroma seperti mangga kweni, harum, dan rasanya tidak pahit. Di masyarakat telah diproduksi temu mangga atau temu putih dalam bentuk bubuk atau tepung.

Warnanya krem, dan aromanya mangga.

Menurut Dr. Retno S. Sudibyo, peneliti pada PAU. Bioteknologi UGM, khasiat kunyit sebenarnya bisa diperoleh dengan memakan umbinya yang masih segar. Tetapi jangan terlalu banyak, karena bagi yang tidak tahan bisa terlanda diare.

Anti-oksidan dan anti-inflamasi

Kunyit mangga atau temu mangga, alias kunir putih (Curcuma mangga), sebagai anggota keluarga besar Curcuma, mengandung zat kurkumin.

Dalam buku Encyclopedia of Medical Plants dinyatakan, kurkumin mempunyai khasiat: anti-oksidan dan anti-inflamasi. Bahkan khasiat anti-oksidannya lebih kuat dari vitamin E, sedangkan khasiat anti-inflamasinya lebih kuat daripada hidrocortison kimia/sintetis.

Menurut laporan American Institute of Cancer Report yang dimuat The New York Times akhir Juli 1999, kanker dapat dicegah dengan kunyit. Zat anti-oksidan pada kunyit berfungsi mencegah kerusakan asam deoksiribonukleat (senyawa yang menyusun gen), karena kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.

Sedangkan kurkumin bersama feruloyl dan 4-hydroxycinnamoyl adalah senyawa anti-inflamasi yang terdapat pada rimpang kunyit.

Kesimpulannya, kedua kandungan kurkumin tersebut sangat berperan dalam memerangi kanker, yaitu mencegah kerusakan gen sekaligus mencegah peradangan (inflamasi), karena pada penyakit kanker selalu terjadi inflamasi.

Penetrasi ke dalam sel kanker

Hasil penelitian Dr. Retno S. Sudibyo yang dimuat dalam Tempo 30 Mei 1999 menyebutkan bahwa Curcuma mangga mengandung "protein toksis", sejenis flibosome in Activating Protein (R.I.P.).

Inilah protein yang mampu menonaktifkan ribosom, sehingga sintesa protein di dalam sel terganggu.

Protein tersebut lebih mudah melakukan penetrasi ke dalam sel kanker daripada sel sehat.

Akibatnya, sel kanker tidak dapat berkembang biak. Karena sel kanker memiliki batas umur, maka lama-kelamaan akan habis dengan sendirinya.

Dari uraian tersebut terlihat tiga manfaat dari Curcuma mangga dalam memerangi kanker, yaitu:
  1. R.I.P. - memblokade pengembangbiakan sel kanker, sehingga lama-lama akan habis.
  2. Antioksidan pada kurkumin mencegah kerusakan gen, di mana kerusakan gen adalah salah satu penyebab timbulnya kanker.
  3. Zat anti-inflamasi pada kurkumin bermanfdat menghilangkan peradangan, padahal kanker selalu disertai peradangan.
Karena Curcuma mangga termasuk hahan alami, maka pemakaian dalam jangka panjang sekalipun tetap aman bagi manusia. 

Pencegahan tetap lebih baik

Tidak semua penyakit kanker mudah dideteksi sejak dini. Malah ada beberapa kasus yang baru diketahui setelah menginjak stadium lanjut. Dokter Sjahrul Sjamsuddin, Sp. O.G. dari FKUI/RSCM pernah menguraikan, kanker ovarium merupakan pembunuh tersembunyi (silent killer), dengan angka survival hanya 30%.

Dari data RSCM diketahui bahwa terdapat 10 kasus kanker ovarium setiap bulan. Dikatakan juga, sekitar 70% dari kasus kanker itu diketahui ketika telah menyebar {Kompas, 2 Agustus 2000).

Seorang ahli lain, dr. Samsuridjal, menerangkan bahwa di kalangan pria, umumnya pada usia 45 tahun, terjadi pembesaran prostat secara perlahan-lahan.

Dalam literatur tentang gangguan pembesaran prostat disebutkan adanya dua kemungkinan, yaitu pembesaran sel (hipertropi) dan peningkatan jumlah sel (hiperplasia).

Salah satu dari keduanya dapat berkembang menjadi kanker prostat {Kompas 26 Desember 1999 dan Senior 07/19 Agustus 1999).

Kita semua mengetahui bahwa obat kanker adalah untuk mengobati penderita kanker. Bukan untuk orang sehat.

Curcuma mangga bukanlah obat, tetapi bahan alami yang berkhasiat untuk menghambat laju pengembangbiakan sel kanker, sekaligus bermanfaat untuk mencegah kerusakan gen – salah satu penyebab timbulnya kanker.

Sifat dari kandungan Curcuma mangga, yaitu R.I.P., adalah menghambat laju pengembangbiakan sel kanker.

Sehingga efek terapinya bersifat tidak langsung, yaitu menunggu matinya sel kanker itu sendiri.

Kesimpulannya, efek terapi dengan bahan alamiah ini memerlukan waktu yang relatif panjang. Hasil kemajuan penderita juga relatif pelan, yang berarti memerlukan kesabaran.

Namun kenyataan yang mendukung, yaitu bahwa Curcuma mangga adalah bahan alami, sehingga aman bagi penderita. (Jekti Widodo)

Takaran untuk mengkonsumsi curcuma mangga

  1. Untuk penyembuhan: 4 - 5 kali sehari, satu sendok teh (diseduh dengan setengah gelas air)
  2. Untuk pencegahan: 1 – 2 kali sehari, satu sendok teh.

Tolong bagikan info ini ke teman, kerabat, dan keluarga Anda.....!!!!

No comments:

Post a Comment